Dimulai 2014, proyek ini dapat membuka ribuan
pekerjaan, kata Gubernur Kalimantan Timur
Selasa, 7 Februari 2012, 14:16 WIB
Denny Armandhanu
Rel kereta yang akan dibangun nantinya akan terbentang dari Murung Raya ke
Balikpapan (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
VIVAnews - Perusahaan Rusia akan
membangun rel kereta api untuk mengangkut batu bara di provinsi Kalimantan
Timur. Selain untuk memudahkan pengiriman, pembangunan rel juga diharapkan
membuka lapangan pekerjaan untuk ribuan warga di Kaltim.
Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) proyek itu
berlangsung hari ini oleh Gubernur Kaltim, Awang Faroek, dan Direktur
Kalimantan Rail PTE Ltd, Andrey Shigaev, dengan disaksikan Duta Besar Rusia,
Alexander Ivanov, di Jakarta.
Selain dengan Kalimantan Rail, proyek ini juga
melibatkan perusahaan Rusia lainnya, JSC Russian Railways. Awang mengatakan
bahwa pembangunan ini akan membawa dampak yang positif bagi kemajuan
infrastruktur di Kaltim.
"Proyek ini memiliki potensi dalam membentuk sarana transportasi yang dapat diandalkan, lancar, dan aman," kata Awang.
"Proyek ini memiliki potensi dalam membentuk sarana transportasi yang dapat diandalkan, lancar, dan aman," kata Awang.
Rel kereta yang akan dibangun nantinya akan
terbentang dari Murung Raya ke Balikpapan dengan jarak 275 kilometer.
Pembangunan direncanakan akan dimulai pada kuartal pertama 2014 dan diharapkan
selesai pada awal tahun 2017. untuk proyek ini, Rusia menggelontorkan dana
hingga US$2,4 miliar atau sekitar Rp21,5 triliun.
Menurut pernyataan JSC
Russian Railways yang menangani proyek ini, pembangunan akan dilakukan dalam
dua tahapan. Pembangunan tahap pertama akan dilakukan dari Balikpapan hingga
kabupaten Kutai Barat sepanjang 185 kilometer. Tahap kedua akan dilanjutkan
hingga ke Kalimantan Tengah dengan jarak 90 km.
Pembangunan sendiri
dikatakan tidak akan melalui hutan lindung maupun hutan konservasi di
Kalimantan. Pekerjaan rel kereta ini akan membuka sebanyak 2.500 lapangan
pekerjaan bagi masyarakat lokal Kalimantan dan 8.000 pekerja dari seluruh
Indonesia. Tidak hanya membangun rel, Rusia juga akan menyediakan lokomotif beserta
gerbong dan melaksanakan seluruh operasi pengangkutan.
"Ada tiga prinsip
proyek ini, pertama adalah teknologi baru bagi pengembangan infrastruktur
daerah, kedua, inovasi mencari cara baru dalam menekan ongkos distribusi dan
ketiga, faktor sosial dan lingkungan tidak dilupakan," kata Denis Muratov,
perwakilan dari perusahaan JSC Russian Railways.
Nantinya, rel kereta api
ini akan digunakan untuk mengangkut batu bara dari perusahaan pertambangan
milik Rusia. Per tahunnya, diharapkan rel kereta api dapat mengangkut hingga 15
juta ton di Kaltim. Awang mengatakan, ditargetkan kenaikan produksi dengan
adanya moda pengangkutan baru dapat mencapai 7,6 persen.
"Saat ini, Kalimantan
menyumbang 60,8 persen dari produksi batu bara nasional," jelas Awang.
Bukan Pertama
Rusia adalah negara kedua
di Kalimantan yang berinvestasi membangun rel kereta api. Maret tahun ini,
pemerintah Ral al-Khaimah dari Uni Emirat Arab akan memulai pembangunan rel
sepanjang 135 km dari Muara Wahau sampai Bengalon Lubuk Tutung.
Kepala Badan Perijinan dan
Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, Yadi Sabianoor, mengatakan pembangunan
rel ini juga untuk mengangkut batu bara.
"Untuk pembangunan
rel, Ras al-Khaimah berinvestasi sekitar Rp5 triliun. Pembangunan sendiri telah
membuka lapangan pekerjaan bagi 2.800 orang," kata Yadi.
Ke depannya, diharapkan
rel kereta api ini tidak hanya digunakan untuk mengangkut batu bara, melainkan
sebagai moda transportasi orang. Yadi mengatakan, hal ini sangat mungkin karena
konstruksinya sangat kuat.
"Struktur konstruksi
untuk pengangkut jauh lebih kuat daripada penumpang. Sekali jalan saja, kereta
bisa mengangkut hingga 13.000 ton," kata Yadi.
0 komentar:
Post a Comment