Rosulullah Shollallahu 'alaihi wassalam pernah bersabda,
"Jauhilah oleh kalian banyak
tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya
wajah" (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz juga berkata:
"Sesungguhnya banyak bercanda dapat menjatuhkan wibawa, menjauhkan diri
dari hikmah, menimbulkan kedengkian, mengeraskan hati dan membuat banyak
tertawa yang melalaikan diri dari mengingat Allah"
Bagaimana dengan kita? saya, juga teman
ya?
Ikhwah Fillah Rohimakumullah,
senyum itu ibadah, tertawa itu sehat,
bercanda itu manusiawi, namun, sebagai Agama yang sempurna, Islam telah
mengaturnya sedemikian rupa, Rosulullah sebagai manusia, pernah juga bercanda,
namun ada batasnya.
Beliau Shollallahu 'alaihi wassalam,
diriwayatkan dari beberapa Hadits Shahih, jika bercanda, langit-langit mulutnya
tidak terlihat (artinya tidak ngakak kyk kita2 nih,), lalu, ketika bercanda pun
rosulullah selalu berkata benar. Tidak seperti kita, kadang harus berbohong
atau mengarang-ngarang cerita agar bisa membuat teman kita tertawa.
Ada sebuah cerita yang bisa kita ambil
hikmahnya, ada seorang teman kita, namanya "fulan", suka sekali
bercanda, orangnya humoris, tapi karena berlebihan, seperti kata Rosulullah
dalam hadits
"Jauhilah oleh kalian banyak
tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya
wajah"(HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Hatinya mati, atau keras. Apa buktinya?
Suatu ketika, ia mengikuti Mabit (Malam
Bina Iman dan Taqwa) di Masjid dekat rumahnya. Pada malam muhasabah, seperti
Mabit pada umumnya seluruh peserta diajak menonton film-film renungan, ketika
itu sang ustadz memutar film renungan tentang kematian. Diperlihatkanlah sebuah
jasad manusia yang telah kaku, hendak dikafani. Seluruh peserta menyaksikan
dengan seksama, serius, dan tentu saja dengan juga mengingat tentang kematian,
yang kelak juga akan dialaminya.
Namun, apa yang terjadi dengan si Fulan?
Ketika menonton, tiba-tiba ia tertawa.
Peserta lain heran dan mengingatkan sang fulan untuk tenang agar tidak
mengganggu peserta lain. Keesokan harinya, teman sebelah si fulan saat
muhasabah bertanya, "Lan, kok semalam kamu ketawa sih nonton filmnya? Aku
aja ngeri, bayangin kematian, apa amalku dah cukup?"
Dengan santai si fulan menjawab,
"Eh, iya, ngeri sih, awalnya aku juga bayanginnya ngeri, tapi lama-lama
aku jadi inget pocong di acara komedi di TV kemarin lusa... haha lucu
banget..."
Na'udzubillahi mindzaalik,
astaghfirullah...
Kisah kedua, ketika itu, ada fulan lain
yang sedang berjalan kaki bersama seorang kawannya, tiba-tiba, mereka mengamati
sebuah sepeda motor yang unik bentuknya sedang melintasi jalan. Tanpa diduga,
sepeda motor itu mengalami tabrakan hebat! dari arah belakang, ditabrak oleh
truk!
Fulan dan temannya kaget! Teman si fulan
panik, beserta warga yang ada disekitar situ berusaha menolongnya, fulan pun
ikut menolong. keesokan harinya, fulan bercerita pada temannya kemarin tentang
kecelakaanyang dialami motor di jalan yang mereka lintasi.
"Eh, kasihan ya bapak yang naik
motor kemarin" kata si Fulan
"Iya, masya Allah, aku ga tega
lihat darahnya bercucuran ..." kata sang teman
"Eh, iya. tapi lucu juga ya... aku
jd ketawa kalau ingat kecelakaan kemarin...
lucu... habisnya motornya itu,
terlemparnya pas masuk parit.. hahahah... "
Nah.. ikhwah fillah, dari dua kisah si
fulan tadi, kita bisa ambil hikmahnya, ketika suatu musibah bisa membuat kita
jadi semakin mengingat Allah, dan mengingat kematian,
namun, apa yang terjadi ketika hati
sudah mati? maka bukan hikmah yang kita dapatkan, setiap peristiwa, dianggapnya
bercanda, tidak pernah serius.
Maka benarlah Sabda Rosulullah
Shollallahu 'alaihi wassalam di atas... bahwa terlalu banyak tertawa atau
bercanda bisa mematikan hati.
WAllahu A'lam
Sumber : masrizqon.multiply.com/journal/item/200
2 komentar:
apppieekk
Sukron,
kalau aku lupa karena tertawa.
Ingatkan ya :)
Post a Comment